Jadi LPKA Percontohan Ditjenpas, Ini Komitmen LPKA Medan

Jadi LPKA Percontohan Ditjenpas, Ini Komitmen LPKA Medan

Medan, INFO_PAS - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Medan terus berkomitmen mendukung upaya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dalam penyusunan rekomendasi kebijakan bidang layanan makanan sekaligus penyusunan kajian ketercukupan angka kecukupan gizi bagi tahanan, narapidana, dan Anak Binaan di seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan kesiapan dan kesediaan LPKA Medan sebagai tuan rumah pengambilan sampel dalam kegiatan tersebut, Kamis (20/7).

Kepala LPKA Medan, Tri Wahyudi, berterima kasih dan merasa bangga karena LPKA Medan bisa menjadi salah satu LPKA percontohan program Ditjenpas. "Dengan capaian ini, semoga Ditjenpas bisa menjadi tempat yang baik bagi tumbuh kembang serta melahirkan kebijakan-kebijakan demi menunjang program pembinaan bagi tahanan serta narapidana anak dan remaja," harapnya.

Pertemuan ini turut dihadiri Surakhmat selaku Koordinator Kebutuhan Dasar dan Kesehatan Lingkungan Ditjenpas. Hadir pula Halim Kusnaedi selaku Dietensien RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Nurbaeti selaku Pengadministrasian Umum, Khosim Nur Zaman selaku Penelaah Status Warga Binaan, dan I Putu Indrayana selaku Pengolah Data Kesehatan.

Dalam pertemuan tersebut, Surakhmat berharap LPKA Medan memberikan pelayanan terbaik dan berkomitmen melalui berbagai kebijakan dan program, baik anggaran, penyediaan sarana dan prasarana penyelenggaraan makanan, maupun pelayanan terbaik bagi tahanan Anak maupun Anak Binaan. Menurutnya, mereka merupakan investasi dan generasi yang harus disiapkan untuk masa depan bangsa.

"Anak-anak adalah aset bangsa sehingga kita perlu melakukan kegiatan pengukuran status gizi dan penyuluhan gizi bagi tahanan Anak maupun Anak Binaan serta penguatan bidang penyelenggaraan makanan. Dalam hal ini, kami memilih LPKA Medan sebagai sampel dan menjadi percontohan bagi Lembaga Pemasyarakatan lainnya," ucap Surakhmat.

Dari pertemuan ini, disimpulkan bahwa masalah gizi pada anak, tak terkecuali bagi tahanan Anak dan Anak Binaan, dapat berdampak hingga usia dewasa. "Dampak buruk yang ditimbulkan oleh tidak tercukupinya angka kecukupan gizi akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktivitas, dan daya saing bangsa," pungkas Surakhmat. (IR)

 

Kontributor: LPKA Medan

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0