WBP Lapas Batang Pamer Otot pada Pagelaran Seni Sanggar Merti Desa

WBP Lapas Batang Pamer Otot pada Pagelaran Seni Sanggar Merti Desa

Batang, INFO_PAS – Tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lapas Batang pamer otot (body contest) di hadapan pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, Selasa (14/12). Aksi WBP tersbeut merupakan partisipasi Lapas Batang dalam Pagelaran Seni Sanggar Merti Desa dan peluncuran Toko Bahasa di Desa Kedungmalang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.

Santo, salah seorang WBP yang ikut body contest, mengungkapkan dirinya senang bisa tampil di acara tersebut. “Kami berlatih selama tiga bulan untuk membentuk tubuh dan mengikuti kontes ini. Setiap sore kami berlatih di ruang fitnes Lapas Batang,” ujarnya. 

Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik, Satriya Dinda Wicaksono, menjelaskan partisipasi Lapas Batang dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan dan apresiasi dalam peluncuran Toko Bahasa tersebut. "Meskipun masih menjalani pidana, tidak mengurangi minat dan bakat WBP di bidang olahraga,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Batang, Rindra Wardhana, menjelaskan pihaknya menyediakan rungan khusus serta peralatan untuk fitnes dan body builder bagi WBP dan petugas. Bahkan, Lapas Batang pernah menggelar lomba angkat berat atau squat challenge bagi WBP.

“Kami berharap kegiatan fitnes dan body builder di Lapas Batang tidak hanya untuk menjaga vitalitas petugas dan WBP, tapi juga bisa menghasulkan bibit atlet angkat berat,” harap Rindra.

Selain mementaskan body contest, pagelaran seni tersebut juga menampilkan seni tari Sri Panganti, lomba olah limbah PKK, dan bazar PKK se-Kecamatan Wonotunggal. Turut hadir Ibu Bupati Batang yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang, Uni Kuslantasi Wihaji, Ahmad Puryono selaku Camat Wonotunggal, dan seluruh pengurus PKK se-Kecamatan Wonotunggal.

Sementara itu, peluncuran Toko Bahasa digagas oleh masyarakat Desa Kedungmalang Kecamatan Wonotunggal yang pernah bekerja di luar negeri. Mereka berkarya membuat kerajinan dan makanan agar tidak kembali bekerja ke luar negeri, tetapi membangun perekonomian desanya.

“Hal menarik dari Toko Bahasa adalah menawarkan barang jualannya dalam lima bahasa secara online, yaitu Mandarin, Arab, Inggris, Perancis, dan Melayu,” puji Uni Kuslantasi saat peluncuran Toko Bahasa di Kantor Desa Kedungmalang.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungmalang, Mulyono, mengatakan di Desa Kedungmalang ini memang dari tahun 1990 sudah banyak masyarakat bekerja di luar negeri, yakni sekitar 300 orang dari jumlah penduduk desa yang berjumlah 750 orang. “Kami mempunyai ide untuk memberdayakan perempuan dengan membentuk Toko Bahasa agar eks pekerja luar negeri tidak kembali bekerja di sana, tetapi mengembangkan Desa Kedungmalang,” pungkasnya. (IR)

 

Kontributor: Lapas Batang

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0